BEKAL SEORANG MUSLIM DI ZAMAN FITNAH
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah orang yang sangat mencintai ummatnya
Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam adalah orang yang sangat mencintai ummatnya, sangat menyayangi
ummatnya, maka beliau selalu memberikan bekal kepada ummatnya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman tentang sifat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ
أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ
رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
"Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman."(QS. At-Taubah : 128)
Dalam ayat tersebut di sebutkan bahwa di antara sifat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah,
عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ
berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami
Ini menunjukkan bahwa beliau tidak mau jika ummatnya menderita. Beliau tidak mau jika ummatnya di Adzab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan beliau juga memiliki sifat,
حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ
(dia)
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu
Oleh karena itu, beliau sangat berupaya, siang dan malam, beliau menyeru kaumnya kepada islam. Selama 13 Tahun beliau menyebarkan Tauhid di Mekkah, dan selama 10 Tahun beliau menyebarkan islam di Madinah.
Dan beliau juga memiliki sifat,
رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
penyantun
dan penyayang (terhadap orang-orang yang beriman)
Oleh karena itu, beliau memberikan bekal kepada ummatnya, sehingga ketika beliau di panggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka ummatnya masih memiliki pegangan.
Di antara hikmah dari fitnah (ujian) adalah sebagai ujian bagi orang-orang yang beriman tentang kejujuran imannya. Allah berfirman,
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?" (QS. Al-'Ankabut : 2)
Dan juga di antara hikmah fitnah (ujian) adalah untuk membedakan orang mukmin yang baik dan yang tidak baik, yang sabar dan yang tidak sabar, sehingga Allah jadikan fitnah sebagian yang satu dengan sebagian yang lain, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً اَتَصْبِرُوْنَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيْرًا
Dan
Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu
bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat."(QS.
Al-Furqan : 20)
Hadits yang berkaitan dengan fitnah
Di antara hadits-hadits yang di beritakan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang fitnah adalah,
Hadits dari usamah bin Zaid,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْرَفَ عَلَى أُطُمٍ مِنْ آطَامِ الْمَدِينَةِ فَقَالَ هَلْ تَرَوْنَ مَا أَرَى إِنِّي لَأَرَى مَوَاقِعَ الْفِتَنِ خِلَالَ بُيُوتِكُمْ كَمَوَاقِعِ الْقَطْرِ
Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah naik ke atas salah satu dari benteng-benteng Madinah, lalu bersabda: "Apakah kalian melihat sebagaimana aku melihat?, Sungguh aku melihat tempat-tempat terjadinya fitnah di sela-sela rumah kalian seperti tempat jatuhnya tetesan (air hujan) " (HR. Ahmad)
Ini menunjukkan bahwa akan terjadi banyaknya fitnah.
Kemudian, di antara hadits tentang fitnah adalah,
dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma, ia berkata:
نَادَى مُنَـادِي رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَلصَّلاَةَ جَامِعَةً. فَاجْتَمَعْنَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ: إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلاَّ كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَـى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَإِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِي أَوَّلِهَا، وَسَيُصِيْبُ آخِرَهَا بَلاَءٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا، وَتَجِيءُ فِتْنَةٌ، فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا، وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ: هَذِهِ، هَذِهِ… فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ.
“Seorang
penyeru Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berseru, ‘Shalat berjama’ah!’
Lalu kami berkumpul bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian
beliau berkata, ‘Sesungguhnya tidak ada seorang Nabi pun sebelumku melainkan
wajib baginya untuk menunjuki umatnya kepada kebaikan yang ia ketahui, dan
memberikan peringatan kepada mereka dari kejelekan yang ia ketahui, dan
sesungguhnya umat kalian ini, dijadikan keselamatannya di awalnya, dan (orang)
yang ada di akhirnya akan tertimpa musibah juga berbagai perkara yang kalian
ingkari, dan datanglah fitnah, sebagiannya menjadi lebih ringan (karena
besarnya fitnah yang setelahnya,-penj.), dan datanglah fitnah, lalu seorang
mukmin berkata, ‘Ini, ini…’ maka barangsiapa ingin diselamatkan dari Neraka dan
dimasukkan ke dalam Surga, maka hendaklah kematian mendatanginya dalam keadaan
dia beriman kepada Allah dan hari Akhir.”
(HR. Muslim)
Bekal Seorang Muslim Dalam Menghadapi Fitnah
Diantara
bekal seorang muslim dalam menghadapi fitnah adalah,
1. Menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup
Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah meyebutkan di antara fungsi Al-Qur'an adalah sebagaimana firman Nya,
يٰأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِى الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
"Wahai manusia, Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman." (QS. Yunus : 57)
2. Berpegang teguh kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
Wajib kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin Mahdiyyin (para pemimpin yang menggantikan Rasulullah, yang berada di atas jalan yang lurus, dan mendapatkan petunjuk). Berpegang teguhlah kalian padanya dan gigitlah ia dengan geraham-geraham kalian.(HR. Abu Dawud)
3. Menanamkan dalam diri kita rasa takut dari penyimpangan-penyimpangan yang ada
Dengan demikian, hendaknya kita berdo'a kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dengan meminta ketetapan hati di atas hidayah dan iman, sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
رَبَّنَا لَا
تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً
اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ
"(Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi." (QS. Ali 'Imran : 8)
Ayat di atas
menunjukkan bahwa hidayah adalah Merupakan Rahmat (kasih sayang) Allah. Oleh
karena itu orang yang mendapatkan hidayah dari Allah adalah orang yang Allah
cintai dan sayangi.
4. Mempersenjatai diri dengan Taqwa
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
يٰآَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَاٰمِنُوْا بِرَسُوْلِه يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَّحْمَتِه وَيَجْعَلْ لَّكُمْ نُوْرًا تَمْشُوْنَ بِه وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Muhammad), niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan serta Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang,"(QS. Al-Hadid : 28)
5. Menuntut Ilmu Syar’i
Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu anhu berkata:
لا تضرك الفتنة ما عرفت دينك، إنما الفتنة إذا اشتبه عليك الحق والباطل، فلم تدر أيهما تتبع، فتلك الفتنة.
“Fitnah
tidak akan membahayakan dirimu selama engkau mengetahui agamamu, fitnah hanya
akan muncul jika kebenaran dan kebatilan terancukan atas dirimu, sehingga
engkau tidak tahu mana yang akan engkau ikuti, itulah fitnah yang sebenarnya.”
6. Memanfaatkan waktu untuk melakukan amal shaleh
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah
melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah seperti potongan malam yang
gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari
dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi
hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan
dunia” (HR. Muslim).
7. Senantiasa berada di bawah bimbingan ulama Rabbani (yaitu ulama yang mengajarkan Al-Qur’an dan As-sunnah dengan pemahaman para shahabat. Dan ulama yang mengamalkan ilmunya)
Sebagaimana perkataan Ali radhiyallahu 'anhu,
الناس ثلاثة فعالم رباني ومتعلم على سبيل نجاة وهمج رعاع اتباع كل ناعق يميلون مع كل ريح لم يستضيئوا بنور العلم ولم يلجئوا إلى ركن وثيق
“Manusia itu terdiri dari 3 golongan, seorang yang berilmu dan mengajarkan
ilmunya. Seorang yang terus mau belajar yang berada di atas jalan keselamatan.
Orang yang tidak berguna dan rendahan, dialah seorang yang mengikuti setiap
orang yang bersuara. Oleh karenanya, dia adalah seorang yang tidak punya
pendirian karena senantiasa mengikuti kemana arah angin bertiup. Kehidupannya tidak
dinaungi oleh cahaya ilmu dan tidak berada pada posisi yang kuat.” (Hilyah al-Auliya).
8. Menjaga kehormatan kaum muslimin
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ ….
“Sesungguhnya
darah kalian, harta-harta kalian, dan kehormatan dan harga diri kalian haram
atas kalian….” (HR. Al-Bukhari)
9. Menjauhi semua kelompok yang menimbulkan fitnah
Golongan yang selamat adalah golongan yang senantiasa mengikuti 'Alaihi salam-Qur’an dan As-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman gnerasi terbaik, yaitu para shahabat.
Semoga Allah
Subhanahu Wa Ta'ala menjaga kita dan kaum muslimin dari fitnah yang tidak kita
inginkan, terlebih lagi pada zaman ini.
@
Abu Musyaffa' Hardadi
Tulisan tersebut adalah Ringkasan Kajian Ilmiyah yang di sampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim. Lc. M.Hi
Di Ma'had Ihya' As-Sunnah (Bin baz 8) Singkut
- Sarolangun - Jambi
Hari Sabtu (Ba'da Maghrib), 14 -
Shafar 1441 H / 12 - Oktober - 2019
M.
Posting Komentar untuk "BEKAL SEORANG MUSLIM DI ZAMAN FITNAH"